Thursday, July 19, 2018

apakah bayi saya alergi? (bagian 2-selesai)

setelah dsa menyatakan bahwa kulit sholeha DA karna alergi susu sapi, saya pun menganalisa makanan/minuman lainnya yang mencetus DAnya selain susu sapi, saya amati DA sholeha makin parah setelah saya konsumsi makanan dengan kacang seperti gado2, maupun makanan lainnnya mengandung kacang2an seperti kacang kedelai pada kecap di semur, nasi goreng, tempe, tahu, coklat, roti, biskuit dll yang mengandung kacang.

Efek dari saya jalankan diet (pantang) eliminasi makanan pencetus alerginya, kerak kepala, telinga berbau dan mengeluarkan cairan, kulit bersisik sholeha berangsur-angsur berkurang dan membaik. Pemulihan kondisi kulit sholeha dari DA mulai dari 3 bulan tidak hanya dari dalam (eliminasi makanan pencetus alergi) tapi juga didukung perawatan dari luar, dari usia 3 bulan saat awal perawatan DA sd usia beranjak 5 bulan sholeha mandi dengan air mineral kemasan, karna air ditempat tinggal kami pada waktu itu berbau. Selain itu juga rutin menggunakan sabun khusus baby dengan eczema, yaitu cetaphil for eczema dan aveeno baby for eczema, juga  mengoleskan cream khusus untuk kulit bayi dengan DA sesering mungkin setelah mandi dan mengganti baju, sholeha pakai cream Aveeno Baby Eczema, alhamdulillah cocok menggunakan sabun dan cream aveeno khusus eczema ini walaupun harganya jauh diatas sabun2 bayi biasa hiks...
Hasil gambar untuk aveeno soap for babiesHasil gambar untuk aveeno cream for babies
ini foto sholeha usia 14 bulan yang masih ASI dengan DA di pipi yang timbul kalau saya makan pencetus alerginya (kadang suka gak bisa nolak roti manis mengandung susu coklat dan telur T. T), difoto ini pipinya sampai luka karna digaruk bintil2 merah DA nya yg gatal T.T


saat ini usia sholeha sudah 26 bulan alhamdulillah sudah makin kuat, walaupun masih ASI, sudah tidak lagi alergi terhadap apa yang saya konsumsi, hanya kalau sholeha yang makan atau minum alergennya (makmin pencetus alergi) masih belum bisa,, tidak apa ya nak,,pelan2 makin kuat :)

apakah bayi saya alergi? (Bagian 1)


pada awal kelahiran sholeha saya mengalami kemerahan dan kulit cenderung kering disekitar pipi dekat mata, dan dihidung terdapat bintik2 putih seperti jerawat (papul)

papul/bintik2 putih seperti jerawat  pada bayi
Hasil gambar untuk jerawat hidung bayiphoto credit: istimewa

beranjak usia 1 bulan kulit kering dan bersisik tidak hanya di bagian pipi dekat mata, tapi juga menyebar ke bagian perut dan punggung, dikonsultasikan ke dsa nya, dsa menyimpulkan sholeha saya alergi minyak telon, segera setelah saran dari dsa, penggunaan minyak telon setiap habis mandi saya hentikan, hanya setelah penggunaan minyak telon dihentikan hingga usia sholeha 2 bulan,  kulit kering bersisiknya tidak juga hilang, malah ditambah dengan munculnya kerak (cradle) dikepala (padahal awal lahir bersih tidak ada kerak) dan telinga mengeluarkan cairan berwarna kuning dan berbau, kembali saya bawa konsultasi ke dsa nya, dsa nya melihat dan menyatakan bahwa cradle dikepala atau keluar cairan berwarna kuning berbau itu wajar pada bayi, dan akan hilang dengan sendirinya, dsa menyarankan dibersihkan seperti biasa saja, saya sempat menyampaikan pada dsa nya dari referensi bacaan internet mengenai tanda2 anak alergi apa bisa jadi sholeha alergi susu sapi sehingga muncul masalah kulit bersisik, cradle dikepala, dan telinga mengeluarkan cairan berbau, akan tetapi dsa tetap tidak menyatakan tanda2 tersebut adalah alergi, maka saya pun tidak menjalankan diet apapun untuk sholeha yang full ASI pada waktu itu.


kepala bayi berkerak (cradle)
Hasil gambar untuk kepala bayi berkerakphoto credit: istimewa

hingga usia beranjak 3 bulan, tidak hanya kulit kering bersisik di pipi, punggung, kepala berkerak, dan telinga mengeluarkan cairan kuning berbau, kulit bagian dada dan perut berbintik2 merah, mengalami penebalan, kasar, serta sebagian ada yang mengelupas berair, sedihh banget melihat sholeha rewel setiap saat karena perih apalagi setelah mandi dan malam hari makin menjadi nangis2, balik lagi lah saya konsultasi ke dsa nya, pada saat itu barulah dsa nya menyatakan sholeha mengalami Dermatitis Atopi (DA)/eczema/eksim kulit karna alergi susu sapi yang saya konsumsi (sholeha full ASI), dan akhirnya dsa nya menyarankankan saya untuk diet/pantang minum susu sapi selama masih menyusui sholeha, serta dsa meresepkan sholeha obat minum untuk meredakan efek alerginya.(lanjut ke Bagian 2)

Bayi dengan Dermatitis Atopik
Hasil gambar untuk kulit bayi kering bersisikphoto credit: istimewa

Wednesday, July 18, 2018

maraknya diet gluten, apa itu gluten? mengapa harus diet (pantang) gluten?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas photo credit:istimewa


Jump to search
Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat darinya) beberapa serealiaterutama gandum, gandum hitam, dan jelai. Dari ketiganya, gandumlah yang paling tinggi kandungan glutennya. Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari protein gliadin dan glutenin. Gluten membuat adonan kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara.[1]
Gluten dapat digunakan untuk membuat daging imitasi (terutama daging bebek) untuk hidangan vegetarian dan vegan. Tepung roti banyak mengandung gluten, sementara tepung kue lebih sedikit. Ada sejumlah orang yang tidak dapat mengonsumsi gluten karena reaksi daya tahan tubuh merusak dinding usus halus, dan hanya dapat ditangani bila penderita tidak makan gluten seumur hidup.




Menurut dr Samuel Oetoro, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik yang berpraktek di Semanggi Specialist Clinic, gluten adalah sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung. Sifatnya kenyal dan elastis. Gluten mengandung komponen protein yang disebut peptida. Bahan makanan yang banyak mengandung gluten adalah gandum, gandum hitam, dan jelai. Kebanyakan orang menghindari gluten karena alasan kesehatan, terutama para penderita celiac disease (alergi terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan). Berani-berani nakal dan melanggar pantangan, sistem pertahanan tubuhnya akan bereaksi seolah-olah gluten adalah musuh yang harus dihancurkan. Akibatnya intestinal vili, organ dalam perut yang membantu penyerapan nutrisi, jadi terganggu. Kalau terus dibiarkan dapat menyebabkan malnutrisi. 

Selain penderita celiac disease, gluten juga sebaiknya dijauhi oleh para penderita reumatoid artritis, multiple sclerosis, Parkinson, peradangan sistem saraf (neuromyelitis), autis, ataksia (kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas), down syndrome, gangguan kognitif, osteoporosis, diabetes tipe 1 dan 2, serta anemia. Selain itu, para pengidap alergi juga bisa meraih keuntungan dari pola makan yang bebas gluten. Selain itu, mereka yang memiliki intoleransi terhadap gluten atau gluten syndrome juga dianjurkan menghindari gluten, demikian papar Dr Rodney Ford, ahli alergi dari Australia. Gejalanya adalah sering sakit kepala, gelisah berlebihan, dan merasa lelah berkepanjangan. Diet bebas gluten juga baik untuk dijalani oleh mereka yang tidak memiliki keluhan apa pun. 

Penulis Donna Karn dan Alessio Fasano, MD, dokter anak dan profesor bidang fisiologis dan obat-obatan dari Mucosal Biology Research Center, University of Maryland, dalam buku Living Gluten Free For Dummies, memaparkan alasan mengapa kita sebaiknya menjauhi makanan yang mengandung gluten: 1. Membuat kita lebih awet muda. Gandum meningkatkan kadar gula dalam darah. Di dalam darah, gula akan mengikatkan diri dengan protein. Keduanya meningkatkan kadar enzim glikasi yang merusak jaringan kolagen kulit. 2. Meringankan gejala menopause. Beberapa ahli kesehatan percaya kalau gluten juga bisa memperburuk gejala menopause seperti demam, sakit kepala, dan mood swing. Menjauhi gluten sama artinya dengan meringankan gejala-gejala tersebut. 3. Lebih mudah menjaga berat badan. Dengan menjadi penganut diet gluten, berarti kita "dipaksa" untuk melupakan berbagai jajanan favorit seperti pizza, pasta, kue-kue, dan roti. Beralihlah ke jenis jajanan lain yang lebih sehat seperti salad atau jus. 4. Lebih paham nutrisi. Kebiasaan membaca label makanan membuat kita jadi lebih akrab dengan berbagai istilah nutrisi. Kalau tidak mengerti, kita akan terdorong mencari tahu. Hasilnya, kita jadi paham kalau oat, malt, dan wheat, hanyalah berbagai istilah dari gandum. 5. Kadar gula darah lebih stabil. Bebas gluten berarti menghindari karbohidrat jahat. Hasilnya, gula darah lebih stabil. Selain itu, kita jadi lebih berenergi karena kelebihan karbohidrat dapat membuat tubuh lesu dan mengantuk. (Lily Turangan/Prevention Indonesia)





Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Awet Muda Berkat Diet Gluten", https://lifestyle.kompas.com/read/2010/01/25/11170559/Awet.Muda.Berkat.Diet.Gluten